Kamis, 12 Desember 2013

Belajar Morfologi



A. Sistem Morfologi Nomina Murni
1. Kategori D
Yang dimaksud di sini adalah kategori kata yang terdiri atas satu morfem (monomorfemis). Nomina jenis ini mempunyai cirri-ciri valensi sintaksis sebagai berikut:
a.       dapat didahului oleh penanda negatif dudu ‘bukan’:
dudu meja ‘bukan meja’
dudu kursi ‘bukan kursi’
dudu sepatu ‘bukan sepatu’
dudu lawang ‘bukan pintu’
b.      dapat didahului oleh preposisi:
saka sawah ‘dari sawah’
ing emper ‘di teras’
menyang pasar ‘ke pasar’
tumrap dheweke ‘bagi dia’
karo bapak ‘dengan bapak’

c.       dapat didahului oleh numeralia:
patang dina ‘empat hari’
rong meja ‘dua meja’
pirang-pirang enggon ‘beberapa tempat’
seked uwong ‘lima puluh orang’
2.  Kategori D-D1
Yang dimaksud dengan nomina kategori D-D1 di sini adalah kategori D-D leksikal atau D-D semu.
Contoh:
alun-alun ‘alun-alun, stadion’
awer-awer ‘pakaian’
ager-ager ‘agar-agar’
ayang-ayang ‘bayangan’
ula-ula ‘tulang belakang’
andheng-andheng ‘tahi lalat’
Kaidah pembentukan di sini bukan duplikasi morfologis, melainkan duplikasi leksikal karena membentuk kata tunggal (leksem) yang secara lahir berbentuk duplikasi. Dalam tata bahasa tradisional hal itu disebut perulangan semu.
Kategori D-D1 ini termatuk tidak produktif karena hanya terdapat secara insidental.

3. Kategori D-D2
Yang dimaksud dengan nomina kategori D-D2 di sini adalah kategori yang dibentuk dari kategori D dengan prosede duplikasi. Prosede duplikasi di sini disebut duplikasi morfologis karena memang mempunyai arti dan fungsi gramatis tertentu. Fungsi gramatis itu diantaranya:
a.       di dalam sistem nomina dipakai untuk membentuk kategori jamak.
buku-buku ‘beberapa buku’
kursi-kursi ‘beberapa kursi’
bocah-bocah ‘beberapa anak’
dalan-dalan ‘beberapa jalan’
b.      dapat dipakai untuk membentuk verba dari dasar nomina.
udan ‘hujan’ ®udan-udan ‘berhujan-hujan’
omah ‘rumah’ ®omah-omah ‘berumah tangga’
anak ‘anak’ ®anak-anak ‘beranak, berputera’
Kategori D-D2 ini termasuk produktif karena bersistem.

4. Kategori D-v-D
Kategori ini merupakan kategori yang secara formal berwujud duplikasi yang disertai variasi vokal. Namun, duplikasinya bersifat leksikal.
kolang-kaling ‘kolang-kaling’
orang-aring ‘orang-aring’
Kategori ini termasuk tidak produktif karena hanya terdapat secara insidental.

5. Kategori D-an
Kategori D-an dibentuk dari dasar dengan sufiks –an atau D®D-an. Nomina kategori D-an ini menyatakan:
a.  ‘kompleks/lingkungan, wilayah/daerah D’. Oleh karena itu, sering didahului dengan nggon ‘tempat’, ing ‘di’.
pitik ‘ayam’ ®(nggon) pitikan ‘(tempat) kompleks ayam’
gedhang ‘pisang’ ®(nggon) gedhangan ‘(tempat) kompleks pisang’
Pakualam ‘Pakualam’ ®Pakualaman ‘kampung/daerah tempat tinggal keluarga Pakualam’.
Mangkunegara ‘Mangkunegara’ ®Mangkunegaran ‘daerah tempat tinggal keluarga Mangkunegara’

b.  menyatakan ‘tiruan dari D’
celeng ‘babi hutan’ ®celengan ‘wujudnya bagai babi hutan’
bandhul ‘bandul’ ®bandhulan ‘bagai bandul’
gapuran ‘gapura’ ®gapuran ‘bagai gapura’
plenthu ‘sesuatu yang menggelembung’ ®plenthon ‘bagai plenthu’
Nomina kategori D-an termasuk produktif karena bersistem, terutama jenis (a).

6. Kategori D-D-an
Kategori D-D-an dibentuk dari dasar dengan duplikasi yang berkombinasi dengan sufiks –an atau D®D-D-an.
bojo ‘suami/istri’ ®bojon-bojonan ‘bukan suami/istri yang sebenarnya’
pacar ‘pacar’ ®pacar-pacaran ‘bukan pacar yang sebenarnya’ (untuk iseng)
judhul ‘judul’ ®judhul-judhulan ‘bukan judul yang sebenarnya’
omah ‘rumah’ ®omah-omahan ‘rumah-rumahan’
montor ‘mobil’ ®montor-montoran ‘mobil-mobilan’
bedhil ‘senapan’ ®bedhil-bedhilan ‘senapan mainan’
Kategori D-D-an di sini berhubungan dengan cri arti ‘bukan D yang sebenarnya’. Kategori ini termasuk produktif karena bersistem.
Di samping itu terdapat pula sebagian D-D-an yang menyatakan ‘rumpun/jenis/golongan D’.
godhong ‘daun’ ®godhong-godhongan ‘rumpun/jenis/golongan daun’
woh ‘buah’ ®woh-wohan ‘golongan buah, buah-buahan’
wit ‘pohon’ ®wit-witan ‘golongan/bangsa pohon’

7.  Kategori ka-D-an
Kategori ini dibentuk dari D dengan konfiks ka-an atau D ® ka-D-an.
lurah ®kalurahan ‘daerah kekuasaan lurah, kelurahan’
camat®kacamatan ‘daerah kekuasaan camat, kecamatan’
wedana ®kawedanan ‘daerah kekuasaan wedana’
bupati®kabupaten ‘daerah kekuasaan bupati, kabupaten’
dhewata ®kadhewatan ‘daerah tempat tinggal dewata’

8.  Kategori pa-D-an
Kategori pa-D-an dibentuk dari D dengan konfiks pa-an. Kategori ini berhubungan dengan cirri arti ‘perihal D, abstraksi tentang D’.
surya ‘wajah’ ®pasuryan ‘perwajahan, perihal wajah’
karya ‘karya, hasil’ ®pakaryan ‘hasil karya, tentang karya
adat ‘adat, kebiasaan’ ®padatan ‘perihal adat’
Terdapat juga sebagian pa-D-an yang berhubungan dengan ciri arti ‘kompleks atau lingkungan/daerah D’.
uwuh ‘sampah’ ®pawuhan ‘tempat/kompleks sampah’
omah ‘rumah’ ®pomahan ‘daerah tempat rumah dibangun’
desa ‘desa’ ®padesan ‘daerah tempat desa-desa terdapat’
cina ‘Cina’ ®pacinan ‘daerah tempat tinggal orang-orang Cina’
tegal ‘ladang, huma’ ®pategalan ‘daerah tempat lading-ladang’

9.  Kategori paN-D
Nomina kategori paN-d pada umumnya merupakan nominalisasi dari verba kategori N-D.
ganjel ‘ganjal’             ngganjel ‘mengganjal’
                                    pangganjel ‘alat untuk mengganjal’
arit ‘sabit’                    ngarit ‘menyabit’
                                    pangarit ‘cara menyabit’
thuthuk ‘pemukul’       nuthuk ‘memukul’
                                    panuthuk ‘alat untuk/perihal memukul’
Nomina kategori paN-D termasuk produktif karena bersistem. Verba kategori N-D baik murni maupun transposisi secara bersistem dapat dinominalkan menjadi kategori paN-D.

10. Kategori paN-D-an
Nomina kategori ini juga merupakan hasil nominalisasi dari verba kategori N-D atau kategori yang lain.
nggoreng ‘menggoreng’          panggorengan ‘tempat menggoreng’
nuthuk ‘memukul’                   panuthukan ‘tempat pemukul’
nggodhog ‘merebus’               panggodhogan ‘tempat merebus’
ngobati ‘mengobati’                pangobatan ‘tempat mengobati’
Berdasarkan contoh-contoh di atas, diketahui bahwa nomina kategori paN-D-an berhubungan dengan ciri arti ‘tempat meN-D, meN-D-I, atau menN-D-kan.
Kategori ini termasuk tidak produktif karena hanya terdapat secara insidental.

11. Kategori DP
Nomina kategori DP dibentuk dari dasar dengan reduplikasi atau dwipurwa (DP).
tamba ‘obat’                tetamba ‘obat-obatan’
tenger ‘tanda’              tetenger ‘apapun yang dipakai sebagai tanda’
palang ‘penghalang’   pepalang ‘apapun yang dipakai sebagai penghalang’
warah ‘petunjuk’        wewarah ‘apapun yang dipakai sebagai petunjuk’
Sebagaimana dapat dilihat pada contoh-contoh di atas, nomina kategori DP menyatakan ‘abstraksi dari D (arkhais)’. Karenanya, nomina tersebut umumnya terdapat dalam pemakaian tertentu (tembang, susastra, pedhalangan, wejangan, upacara penganten). Karena hanya termasuk arkhais, DP-an hanya terdapat dalam lingkungan pemakaian tertentu (tembang, susastra, nasihat, wejangan).
Nomina kategori ini termasuk tidak produktif karena hanya terdapat secara insidental.

12. Kategori DP-an
Kategori DP-an dibentuk dari D dengan reduplikasi yang berkombinasi dengan sufiks –an. Kategori itu berhubungan dengan ciri arti ‘aneka ragam atau kompleks D (arkhais)’. Jadi, dalam nomina itu terdapat aspek ciri arti ‘jamak tetapi sekaligus ada kekaburan terhadap D’.
kembang ‘bunga’        kekembangan ‘aneka bunga’
sawah ‘sawah’                        sesawahan ‘kompleks sawah, persawahan’
tegal ‘ladang’              tetegalan ‘kompleks ladang/huma’

13. Kategori pra-D
Kategori ini dibentuk dari D dengan prefiks pra-. Prefiks itu tidak jelas ciri artinya. Barangkali artinya adalah gejala-gejala atau hadirnya atau adanya D’.
tandha ‘tanda’ pratandha ‘gejala-gejala akan hadirnya tanda-tanda’
lambang ‘isyarat’        pralambang ‘gejala-gejala hadirnya isyarat’
janji ‘janji’                   prajanji ‘janji yang diutarakan sebelumnya’
satya ‘setia’                 prasatya ‘kesetiaan yang diungkapkan sebelumnya’
Kategori pra-D termasuk tidak produktif karena hanya terdapat secara insidental. Kategori ini juga mengandung aspek ciri arti ‘arkhais’ yang mengandung aspek ‘keindahan, kehidmatan, keagungan’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar